Mineralogi Optik: Mineral Biaxial

Dalam ilmu mineralogi optik, mineral-mineral pada sayatan dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan berdasarkan sifat-sifat optis yang terdapat pada mineral-mineral tersebut, yaitu mineral isotropik dan mineral anisotropik. Mineral isotropik adalah mineral-mineral yang memiliki sistem kristal isometrik. Pada mineral isotropik tersebut, gelombang-gelombang yang melewati mineral tersebut bergerak ke setiap arah dengan kecepatan yang sama. Sedangkan mineral anisotropik adalah mineral-mineral yang memiliki sistem kristal selain isometrik. Mineral anisotropik terbagi menjadi dua golongan, yaitu mineral uniaxial dan mineral biaxial. Sistem kristal tetragonal, trigonal, dan hexagonal termasuk dalam mineral uniaxial, sedangkan orthorombik, monoklin, dan triklin termasuk dalam mineral biaxial.

Semua mineral biaxial memiliki simetri optik 2/m2/m2/m. Namun, dalam setiap sistem kristal, arah optik memiliki korespondensi yang berbeda ke arah sumbu kristalografi.

Dalam kristal ortorombik, arah optik sesuai dengan sumbu kristalografi, yaitu arah X dan indeks bias yang sesuai, yang dapat berupa sumbu kristalografi a, b, atau c. Arah Y dan b bisa sejajar dengan baik, b, atau c, dan arah Z atau c yang dapat sejajar dengan baik terhadap b atau c.

Dalam kristal monoklinik, salah satu X (a), Y (b), atau (c) Z memiliki arah yang sejajar dengan sumbu kristalografi b, dan dua lainnya tidak searah dengan arah kristalografi.

Dalam triklinik tidak ada kristal dari arah optik atau indeks bertepatan dengan arah kristalografi, meskipun di beberapa kasus yang jarang terjadi salah satu indeks mungkin bertepatan dengan salah satu arah kristalografi.

Pada mineral biaxial, semua sinar berjalan ke semua arah dengan kecepatan yang berbeda-beda. Terdapat tiga sinar yang melewati mineral-mineral tersebut, yaitu sinar x (atau α ) (fast), sinar y (atau β ) (medium), dan sinar z (atau γ ) (slow)..

Gambar interferensi mineral biaxial dapat berupa positif (+) atau negatif (-), tergantung pada apakah indeks bias b lebih dekat dengan yang a atau c. Disebut biaxial positive apabila sumbu optisnya menyudut lancip dengan sumbu sinar z, atau sumbu β lebih dekat dengan sumbu α daripada sumbu γ. Pada 2V, sumbu optisnya menyudut lancip dengan sumbu sinar z, sehingga disebut “acute bisectrix” (BXA). Sedangkan disebut biaxial negative apabila sumbu β lebih dekat terhadap sumbu γ daripada sumbu α. Pada 2V, sumbu optisnya menyudut lancip dengan sumbu sinar x,

Posisi dari BXA ini sebesar 45°, dan merupakan posisi yang paling banyak digunakan untuk penentuan secara optis dan dalam studi mineral biaxial.

Optical Mineralogy Biaxial 2Optical Mineralogy Biaxial 1 Biaxial Negatif Biaxial Positif

Daftar Pustaka

Judith, B., Hadi S., Soekardi. 1981. Diktat Kuliah Mineral Optik. Yogyakarta: Pusat Penerbitan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Kerr, P.F. 1959. Optical Mineralogy. New York: McGraw-Hill Book Company, Inc.

Kraus, E.H., Walter F.H., Lewis S.R. 1951. Mineralogy: An Introduction to the Study of Minerals and Crystals. New York: McGraw-Hill Book Company, Inc.

http://www.brocku.ca/earthsciences/people/gfinn/optical/biaxsign.htm

http://www.tulane.edu/~sanelson/eens211/biaxial.htm

Tentang Try Andrian

Just another earth creature who loves novels, fictional books, comics, and biographies. An energetic man who loves watching movies and TV Series (especially Glee and Modern Family), and love his family and friends...
Pos ini dipublikasikan di Geologi, Mineralogi Optik dan tag , . Tandai permalink.

Tinggalkan komentar